Skip links

Unimed Dorong Dosen dan Guru Pamong PPG Tingkatkan Mutu Pembelajaran melalui PBL & PJBL

PPG Unimed fokus memperbaiki kualitas pembelajaran dan memperkenalkan konsep belajar yang lebih interaktif dan berkaitan dengan dunia nyata dengan menggelar Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL), selama 2 hari 7-8 Maret, di Hotel Radisson Medan (07/03/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor Unimed Prof. Dr. Baharuddin, Ketua Senat Prof. Dr. Syawal Gultom, Sekretaris Senat Unimed Prof. Dr. Martina Restuati, Para Wakil Rektor Unimed, Ketua Koordinator PPG Unimed, Narasumber dari UNESA Neni Mariana, M.Sc., Ph.D, serta hadir ratusan Dosen dan Guru Pamong PPG Unimed.

Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Unimed Prof. Dr. Baharuddin, M.Pd. dalam sambutannya beliau mengajak para peserta dosen dan guru pamong untuk bersama-sama fokus mengikuti kegiatan implementasi model PBL dan PJBL. ” Marilah kita ikuti kegiatan implementasi model PBL dan PJBL ini dengan serius, karena sangat bermanfaat, dengan model PBL dan PJBL pendidik dapat menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik di kelas, dengan ilmu yang kita dapat dari kegiatan ini minimal kita selalu mengupgrade kemampuan yang kita miliki agar mendukung peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas PPG, sehingga akan berefek pada lulusan kita nanti menjadi guru profesional dan bermutu, muara akhirnya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ,” ujarnya.

Dalam Kesempatan ini Prof. Dr. Syawal Gultom memberikan penguatan terkait kualitas pembelajaran melalui model PBL dan PJBL.
Beliau menjelaskan bahwa PBL dan PJBL adalah dua metode pembelajaran yang berbeda, tetapi keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperkaya pemahaman siswa dan memperkaya kemampuan kreatif dan kritis mereka. PBL adalah metode pembelajaran di mana siswa mengatasi masalah atau permasalahan yang relevan dengan materi yang dipelajari.

Dalam PBL, guru menjadi penghasil dan pengarah pembelajaran, sementara siswa menjadi pembelajar yang mengambil tanggung jawab atas pemecahan masalah. Siswa bekerja bersama dalam grup untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan mempelajari banyak hal di prosessnya. PBL mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan komunikatif, serta memperkuat pemahaman dasar dan aplikasinya. Sedangkan PJBL adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja pada proyek tertentu yang memiliki tujuan tertentu dan menghasilkan hasil akhir yang signifikan. Dalam PJBL, siswa mengembangkan kemampuan dan pemahaman mereka dalam konteks yang lebih realistis dan relevan dengan hidup sehari-hari.

” Intinya, PBL fokus pada pemecahan masalah, sedangkan PJBL fokus pada pengembangan proyek. Sejatinya mahakarya anak-anak indonesia dimasa depan adalah inovasi, inovasi teknologi, inovasi demokrasi, inovasi politik, inovasi ekonomi. Jadi inovasi selalu dikaitkan dengan produk si pengetahuan (knowledge, technologi), meningkatkan kreatifitas dalam berbagai bidang, dan mengelola berbagai sector perekonomian,” ujarnya.

Selanjutnya Neni Mariana, S.Pd., M.Sc., Ph.D dalam paparannya membahasa tentang pengembangan sumber daya pendiidkan. “Sumber daya pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan, mengumpulkan, dan mengorganisasi SDP yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran dan pengajaran, dalam materinya juga membahas tentang kemampuan refleksi mahasiswa dengan mengajukan masalah dan mencari penyebabnya.(Humas Unimed/js)