Skip links

Mahasiswa Unimed Teliti Falsafah Hidup Simalungun Habonaran Do Bona di Kalangan Gen Z

Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Pergeseran Makna Falsafah Hidup Simalungun Habonaron do Bona di Era Milenial bagi Kalangan Generasi Z” yang dilakukan oleh tim peneliti yaitu diketuai oleh Amoy Krisnawaty Saragih (Sastra Indonesia); anggota satu, Ruth Febriyanti Simarmata (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia); anggota dua, Putra Halomoan Siregar (Seni Rupa); anggota tiga, Rahma Dina Safitri (Pendidikan Sejarah), disambut baik oleh masyarakat setempat. Penelitian yang menggali pemahaman dan pengaruh falsafah hidup tradisional terhadap generasi muda ini telah menarik perhatian serta antusiasme dari masyarakat terkhususnya Pemuda-pemudi desa Sambosar.

Tim peneliti PKM RSH melakukan observasi dan wawancara intensif di Desa Sambosar dengan berbagai jenis narasumber seperti kalangan gen Z, kalangan gen X dan Y, tetua adat, masyarakat non Simalungun yang tinggal di Simalungun dan pemerintah setempat. Selain itu, penelitian juga melakukan wawancara bersama masyarakat Simalungun yang tinggal di luar kabupaten Simalungun serta penggiat budaya Simalungun. Fokus penelitian ialah bagaimana generasi Z memaknai dan menerapkan nilai-nilai “Habonaron do Bona” dalam konteks kehidupan modern serta bagaimana situasi budaya yang berlandaskan Habonaron do Bona antara era sebelumnya dengan era saat ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu tentang: (1) prinsip Habonaron do Bona, (2) Manifestasi Habonaron do Bona pada masyarakat Simalungun dari berbagai tentang usia, (3) Manifestasi Habonaron do Bona pada masyarakat Simalungun yang tinggal di Simalungun dan di luar Simalungun, dan (4) Manifestasi Habonaron do Bona pada masyarakat non Simalungun yang tinggal di Simalungun. Penelitian ini mendapat sambutan baik dari masyarakat Sambosar baik pemerintah setempat, pemuda desa, dan bahkan orang tua. Masyarakat Simalungun di Luar Simalungun pun turut merespons positif penelitian ini dan menganggapnya sebagai upaya yang bernilai dalam melestarikan budaya lokal serta memahami bagaimana nilai-nilai tradisional dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang modern.

Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam melihat pergeseran budaya dan nilai-nilai dalam konteks globalisasi dan teknologi modern. Selain itu, penelitian ini juga memberikan peluang berharga dalam merawat dan meneruskan warisan budaya lokal yang kaya kepada generasi mendatang.

Harapannya peneliti, pemerintah, masyarakat serta penggiat budaya dapat merancang sebuah seminar dan lokakarya guna mendiskusikan lebih lanjut hasil penelitian ini serta bagaimana generasi muda dapat lebih mendalami dan mengembangkan pemahaman atas “Habonaron do Bona”.

Dengan semakin berkembangnya perhatian terhadap kearifan lokal dan budaya tradisional, penelitian ini diharapkan akan memberikan inspirasi bagi upaya serupa di berbagai daerah, sehingga generasi muda dapat tetap terhubung dengan akar budaya mereka dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Selanjutnya tim peneliti akan melaporkan seluruh rangkaian hasil penelitian kepada Dirjen Belmawa pada bulan Oktober dalam kegiatan PKP 2. Jika tim peneliti berhasil lolos pada tahap ini, hasil riset ini akan dipaparkan pada tingkat nasional melalui ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) tahun 2023 yang akan dilaksanakan pada bulan November 2023 di Universitas Padjajaran Bandung. Untuk informasi lebih lengkap terkait Riset ini dapat dilihat pada akun media sosial Instagram tim @habonaron.do.bona.(Humas Unimed)