Skip links

Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed Launching dan Diskusi Buku “Dunia Revolusi dan Melewati Batas”

Jurusan Pendidikan Sejarah mengadakan Launching dan Diskusi Buku yang bertajuk “Dunia Revolusi dan Melewati Batas”dengan menghadirkan Narasumber Mawardi Umar, M.A (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh), Prof. Dr. Gert Oostindie (KITLV, editor Buku Melawati Batas ), Ireen Hoohenboom, M.A (Kitlv), Dr. Yulianti ( Sejarawati UGM), Prof. Dr. Bambang Purwanto (Guru Besar Sejarah UGM), Dr. Abdul Wahid (Sejarawan UGM), Prof. Dr. Erond Litno Damanik (FIS Unimed), Apriani Harahap, M.A (FIS Unimed), M. Alif Ichsan (Alumni UGM ).

Turut hadir pada acara tersebut Dekan FIS Dra.Nurmala Berutu, M.Pd. Dosen Pendidikan Sejarah dan Puluhan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah.

Dalam sambutannya  sekaligus membuka acara, Dekan FIS Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. menyampaikan kebanggaannya kepada jurusan Pendidikan Sejarah sebagai penyelenggara dan berterimakasih kepada para narasumber yang telah bersedia hadir. Semoga acara Launching dan Diskusi Buku yang bertajuk “Dunia Revolusi dan Melewati Batas”  dapat memberikan ilmu kepada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah yang sangat dibutuhkan agar mahasiswa nantinya melakukan penelitian dan memperluas fokus kajian tentang penelitian pada masa revolusi Indonesia dan bisa mengembangkan buku – buku tentang sejarah.

Dalam Launching dan Diskusi Buku kali ini, Mawardi Umar, M.A  menyampaikan Realitas historis tentang revolusi kemerdekaan Indonesia tidaklah seragam, tiap daerah dan kelompok memiliki dinamikanya sendiri. Gambaran tentang revolusi tidak hanya cerita tentang perang atau konflik antara pejuang Indonesia dengan pasukan Belanda atau Sekutu. Banyak aspek lain yang cukup menarik diceritakan yang selama ini luput dari amatan para peneliti, salah satunya tentang kehidupan etnis minoritas. Kajian tentang kehidupan etnis Tionghoa di Aceh masa revolusi cukup menarik dikaji mengingat semangat anti colonial Masyarakat Aceh yang sangat kuat sejak Perang Aceh dan di pihak berbeda etnis Tionghoa secara umum mendapat tempat yang lebih baik dalam struktur Masyarakat colonial.

Keunikan ini berpengaruh terhadap dinamika komunitas etnis Tionghoa di Aceh periode tersebut. Walaupun awalnya ragu-ragu mendukung revolusi namun sejak akhir tahun 1945 komunitas Tionghoa Aceh mulai mendukung perjuangan rakyat Aceh. Perubahan sikap komunitas Tionghoa ini mendapat sambutan baik dari rakyat Aceh, sehingga kehidupan mereka menjadi aman dan hampir tidak terjadi konflik berarti dengan Masyarakat Aceh.(Humas Unimed/ms)