2255 Lulusan Unimed Diwisuda, Rektor Tekankan Program Diktisaintek Berdampak dan Peran Lulusan
Rektor Universitas Negeri Medan mewisuda 2.255 lulusan dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Program Doktor, Magister, Pendidikan Profesi Guru, dan Sarjana Periode November Universitas Negeri Medan Tahun 2025 di Gedung Auditorium Unimed, yang dilaksanakan selama empat hari, pada 24 – 27 November 2025. Acara ini diikuti oleh Senat Universitas, Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan, Direktur dan Asdir Pascasarjana, Kepala Biro, Ketua Lembaga dan UPT, Guru Besar, Kajur dan Sekjur, Kaprodi, Dosen Fungsionaris, Pengurus Ikatan Alumni Unimed, Orangtua Alumni dan Undangan.
Adapun Wisuda periode November 2025 ini terdiri dari 6 lulusan Program Pascasarjana (Doktor), 322 lulusan Fakultas Ilmu Pendidikan, 445 lulusan Fakultas Bahasa dan Seni, 207 lulusan Fakultas Ilmu Sosial, 377 lulusan Fakultas MIPA, 195 lulusan Fakultas Teknik, 141 lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan, 333 lulusan Fakultas Ekonomi, dan 229 lulusan Program Profesi Guru.
Rektor Unimed, Prof. Dr. Ir. Baharuddin, ST., M.Pd. menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para wisudawan atas keberhasilan mereka menyelesaikan studi. “Ucapan selamat dan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh orang tua/wali dan keluarga wisudawan, yang telah mempercayakan pendidikan putra/putrinya kepada Universitas Negeri Medan,” serunya di hadapan para hadirin.
Rektor menekankan bahwa wisuda bukanlah garis akhir perjuangan, melainkan justru menjadi titik tolak perjuangan baru. Para lulusan diajak untuk mengimplementasikan kemampuan dan keahlian yang telah diperoleh selama studi di Unimed. “Gelar akademik dan keahlian yang telah diperoleh, harus menjadi modal utama agar mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk berkiprah. Kami juga mendorong para lulusan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (S2 dan S3) guna mengasah kompetensi dan profesionalisme.
Ia melanjutkan, “Menyongsong tantangan masa depan, pidato rektor juga mengangkat program baru Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yaitu Diktisaintek Berdampak. Program ini digadang-gadang sebagai arah baru kebijakan untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Pendidikan tinggi, menurutnya, harus mampu menjadi penggerak utama perubahan sosial dan ekonomi bangsa. Kita perlu membangun sistem pendidikan tinggi yang berkeadilan, relevan, dan berdampak. Transformasi ini harus mampu membuka akses seluas mungkin dengan kualitas yang setara di seluruh Indonesia,” paparnya.
Dalam orasi ilmiah, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri untuk memasuki dunia nyata dan profesional. Lulusan dituntut untuk memiliki kompetensi transformatif dan pola pikir berkembang (Growth Mindset) , yang mencakup kesediaan menerima tantangan, memandang kegagalan sebagai evaluasi, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia juga menyoroti konsep 1% Lebih Baik Setiap Hari dari James Clear, di mana perbaikan kecil yang konsisten akan terakumulasi dan membawa perubahan besar.
Prof. Syawal juga mendorong para wisudawan untuk menjadi pembelajar seumur hidup (Lifelong Learner) dengan mengembangkan keterampilan yang paling dicari di masa depan, seperti Literasi Digital, Berpikir Kritis, dan Kecerdasan Emosional. Ia juga menginspirasi lulusan untuk meneladani cara berpikir Einstein, yang memiliki rasa ingin tahu besar dan cara bertindak Gandhi, yang konsisten dalam bekerja keras. Kesejahteraan hidup (Well-being) di tahun 2030 dapat dicapai melalui tiga pilar: transformasi pola pikir, perilaku/kebiasaan, dan pengembangan keterampilan baru. (Humas Unimed/eo)