Skip links

FMIPA Unimed Hadirkan Pakar Pendidikan Sains dari Denmark, Bahas Inklusi dan Identitas dalam STEAM

Ratusan mahasiswa dan dosen FMIPA Universitas Negeri Medan antusias mengikuti kuliah umum  “Understanding Student Choise in STEAM : Identities and Aspirations” yang menghadirkan narasumber Prof. Henriette Tolstrup Holmegaard dari Department of Science Education, University of Copenhagen, Denmark. Acara ini dilaksanakan di Aula FMIPA Gedung Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. pada Selasa, (20/05/2025).

Acara tersebut di buka oleh Wakil Dekan I FMIPA Dr. Jamalum Purba, M.Si , Turut hadir Wakil Dekan II , Wakil Dekan III, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium dan ratusan Mahasiswa di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

 Kegiatan kuliah tamu ini dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan I FMIPA Dr. Jamalum Purba, M.Si Dalam sambutannya menyampaikan sangat senang bahwa kita akan mengeksplorasi pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian pendidikan sains di fakultas FMIPA. Sebagian besar penelitian kita saat ini sangat bergantung pada metode kuantitatif, di mana kita sering menerapkan berbagai intervensi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik-topik sains tertentu. Namun, kita seringkali mengabaikan dimensi sosial dalam pendidikan ketika melakukan penelitian.

Sebagai contoh, kita sering mendengar bahwa siswa di sekolah menengah atas tidak menyukai fisika atau kimia. Sebagai respons, kita mencoba berbagai metode pengajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka, namun jarang sekali kita menyelidiki alasan-alasan yang lebih dalam di balik sikap mereka.

Lanjutnya ,Penelitian kualitatif menawarkan cara yang kuat untuk menyelidiki isu-isu seperti ini. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk memahami secara mendalam mengapa permasalahan tersebut terjadi. Mungkin kondisi emosional siswa berperan, atau mungkin latar belakang sosial ekonomi mempengaruhi pilihan mata pelajaran mereka. Hari ini, kita akan belajar tentang bagaimana identitas dan aspirasi membentuk pilihan siswa dalam bidang STEM, dan kita akan merefleksikan apakah temuan-temuan tersebut relevan dengan lingkungan pendidikan kita sendiri.

Paparan dan wawasan yang akan dibagikan para narasumber akan memberikan inspirasi baru dan pandangan yang mendalam bagi kita semua. Mari kita buka hati dan pikiran kita untuk menerima pengetahuan yang akan disampaikan oleh narasumber. Saya mengajak kita semua, baik dosen maupun mahasiswa untuk aktif bertanya dan berdiskusi, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang topik ini,” tutupnya.

Dalam kuliah umum ini Prof. Henriette Tolstrup Holmegaard Dalam paparannya menjelaskan bagaimana dan mengapa siswa membuat pilihan terkait bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) — terutama dengan mempertimbangkan dua faktor utama: identitas dan aspirasi.

“Identitas siswa dalam STEM dibentuk melalui interaksi sosial dan bagaimana mereka dilihat serta dilibatkan dalam pembelajaran. Ketimpangan seperti bias gender, pembagian tugas laboratorium yang tidak adil, dan koneksi yang lemah antara pelajaran dan kehidupan nyata siswa menjadi penghalang perkembangan identitas ilmiah,” terangnya.

Selanjutnya, Profesor Henriette menekankan bahwa untuk mewujudkan pendidikan STEM yang inklusif dan berkeadilan, para pendidik perlu mengubah fokus dari awalnya pendekatan yang terbatas pada aspek “minat” semata menuju aspek penciptaan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan dimana siswa dapat membayangkan masa depan mereka pada bidang sains. Hal ini dapat dicapai melalui transformasi praktik pengajaran yang lebih responsif, penguatan rasa memiliki dalam lingkungan belajar, serta pengakuan terhadap identitas dan potensi seluruh peserta didik secara setara dan berkeadilan.(Humas Unimed/ms)