Skip links

FIS Unimed Gelar Kuliah Umum “Masuk Angin dalam Perspektif Antropologi Kesehatan” Hadirkan Guru Besar UGM

Medan, 17 November 2025 — Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan kembali menegaskan komitmennya dalam membangun atmosfer akademik yang kolaboratif dan kontekstual dengan menyelenggarakan kuliah umum bertema “Masuk Angin dalam Perspektif Antropologi Kesehatan”. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Pendidikan Antropologi dan Magister Antropologi Sosial, menghadirkan narasumber nasional: Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A., Guru Besar Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada serta pakar antropologi kesehatan yang telah lama meneliti praktik-praktik pengobatan tradisional dan makna budaya sakit di Indonesia.

Acara yang digelar di Ruang Sidang Lantai III FIS Unimed ini dibuka langsung oleh Dekan FIS, Dr. Ratih Baiduri, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya memahami kesehatan tidak hanya dari kacamata medis, tetapi juga sudut pandang budaya dan kearifan lokal. “Masuk angin bukan sekadar istilah keluhan, namun bagian dari budaya dan konstruksi pemaknaan kesehatan masyarakat Indonesia,” ujar Dekan, seraya berharap forum ini mampu memperkaya literasi antropologi kesehatan dan membuka diskusi ilmiah lintas disiplin di lingkungan FIS Unimed.

Pada pemaparan utama, Prof. Atik menyoroti bagaimana konsep “masuk angin”—yang akrab dalam keseharian orang Jawa—bukan hanya soal fisik atau penyakit, melainkan konstruksi sosial, hasil hubungan erat antara tubuh, lingkungan, kepercayaan, dan budaya. Ditegaskan, masuk angin dipahami melalui tiga aspek budaya: pengetahuan, perilaku, serta artefak (seperti kerokan atau penggunaan jamu/herbal). Prof. Atik juga menguraikan keragaman penyembuhan, mulai dari pengobatan rumah tangga, jamu warung, hingga praktik kerokan yang masih dipertahankan sebagai kearifan lokal dan bentuk solidaritas masyarakat.

Berbagai konsep keseimbangan ala kosmologi Jawa (teori panas-dingin, longgar-kencang, berat-ringan) dijadikan dasar berpikir masyarakat dalam mengelola kesehatan dan sakit. Ilmu kesehatan masyarakat pun mendapat pembelajaran penting: pemaknaan dan respons terhadap sakit sangat dipengaruhi kepercayaan budaya, bukan sekadar diagnosis medis semata.

Dijelaskan pula, masuk angin menjadi ruang refleksi penting bagi akademisi maupun calon pendidik untuk makin sensitif dan terbuka terhadap praktik kesehatan berbasis kultural, terutama di Indonesia yang sangat majemuk.

Kegiatan yang berlangsung hangat dan partisipatif ini dihadiri pimpinan FIS Unimed, para dosen, mahasiswa, serta stakeholder pendidikan yang antusias berdiskusi. Ketua Prodi S1 Pendidikan Antropologi, Sulian Ekomila, S.Sos, MSP dan Ketua Prodi S2 Antropologi Sosial, Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si juga turut memberikan pengarahan mengenai urgensi membangun kajian serta riset kesehatan berbasis antropologi di ranah pendidikan tinggi.

Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Program Studi Pendidikan Antropologi dan Magister Antropologi Sosial FIS UNIMED dengan Program Studi Antropologi Budaya FIB UGM. Kerja sama ini mencakup pengembangan kurikulum, penelitian bersama, serta pertukaran dosen dan mahasiswa, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan riset.(Humas Unimed/eo)