FMIPA UNIMED Gelar AISTSSE 2025: Dorong Penerapan Outcome Based Science untuk Pendidikan Sains
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) menggelar the 12th Annual International Seminar on Trends in Science and Science Education (AISTSSE) 2025 secara Hybrid Conference di LePolonia Hotel & Convention, Medan and Zoom Room pada (21/10). Forum ilmiah tahunan yang mempertemukan para peneliti, akademisi, dan praktisi pendidikan sains dari berbagai negara. Seminar internasional ini mengangkat tema “Implementation of Outcome Based Science Applications in Improving Learning Content of Science Education”.
Seminar ini menghadirkan pakar-pakar di bidang sains sebagai narasumber yakni Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Senat Chairman of Universitas Negeri Medan, INDONESIA., Prof. Arthur Belford Powell, Urban Education of Mathematic Rutgers The State University of New Jersey, USA. Prof. Jun Ichiro Hayashi Applied Chemistry/Physics, Kyushu University, JAPAN. Dr. Ivanhoe Leung Biological Chemistry, University of Melbourne, AUSTRALIA. Dan Prof. Ts. Dr. Mohd Farhan Bin MD. Fudzee, Computer Science & Information Technology, Universiti Tun Hussein Onn MALAYSIA.
Prof. Dr. Ir. Baharuddin, S.T., M.Pd. dalam sambutannya saat membuka kegiataan menyampaikan dunia pendidikan saat ini sedang berada pada titik perubahan besar. Perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan, serta kebutuhan kompetensi abad ke-21 menuntut kita untuk tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam konteks tersebut, pendekatan Outcome-Based Education (OBE) menjadi semakin relevan. Pendidikan berbasis OBE menekankan pada hasil nyata dari proses pembelajaran, bukan sekadar apa yang diajarkan, tetapi apa yang benar-benar dipahami, dikuasai, dan dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam kehidupan nyata.
Lanjut Rektor, Melalui tema seminar tahun ini, kita diajak untuk mengeksplorasi berbagai strategi dan inovasi dalam menerapkan prinsip OBE pada pendidikan sains. Dengan memadukan riset, teknologi, dan kearifan lokal, kita dapat menciptakan konten pembelajaran yang lebih kontekstual, menarik, serta mendorong daya cipta mahasiswa untuk menghasilkan solusi bagi tantangan dunia nyata. Pendidikan sains memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan karakter ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan sains tidak boleh berhenti pada kurikulum, tetapi harus menyentuh aspek proses, pengalaman belajar, hingga evaluasi hasil pembelajaran.
Prof. Dr. Syawal Gultom menyampaikan Menavigasi masa depan pendidikan berarti menyiapkan generasi yang siap menghadapi perubahan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa. Membangun karakter unggul tidak hanya mencakup penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pembentukan moral, etika, dan integritas yang bersumber dari kearifan lokal. Perkembangan teknologi global menuntut dunia pendidikan untuk terus beradaptasi dan berinovasi. Integrasi teknologi dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan berkolaborasi secara global. Namun, kemajuan ini harus tetap diimbangi dengan nilai-nilai budaya dan identitas lokal agar peserta didik tidak tercerabut dari akar budayanya.(Humas Unimed)