Unimed dan Universitas Cuk Nyak Dhien Berdayakan Petani Samosir, Olah Limbah Kopi Jadi Teh Herbal Bernilai Ekonomi
Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir bekerja sama dengan dosen peneliti dari Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Universitas Cuk Nyak Dhien melaksanakan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat melalui pelatihan pengolahan limbah kulit kopi (cascara) menjadi minuman teh herbal. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir pada Sabtu (13/9).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) –Kemendikbudristek melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2025.
Tim dosen pengabdi dipimpin oleh Dr. Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., apt., M.Si. (Unimed), dengan anggota Dr. apt. Eva Sartika Dasopang, M.Si. (Universitas Cuk Nyak Dhien) dan Dr. Fitrawaty, M.Si. (Unimed) dan didukung oleh Rini Hafzari, S.Si., M.Si. Selain itu, kegiatan ini juga turut melibatkan mahasiswa yaitu Cyndi Clodia, Dinda Syahfitri, Dhifa Umairoh Putri, dan Marisca Aginta Bangun.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir, Dr. Tumiur Gultom, MP, dan dihadiri oleh Kabid Perkebunan Freddy Marbun, Kepala Kelompok Tani Marulam Sinaga, serta para petani kopi dari Desa Parbaba Dolok.
Dalam sambutannya, Kadis Ketapang dan Pertanian menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani kopi agar mampu memanfaatkan kulit buah kopi menjadi produk bernilai jual. “Selama ini kulit kopi hanya dianggap limbah. Melalui pelatihan ini, petani dilatih mengolahnya menjadi minuman herbal yang menyehatkan sekaligus mampu menambah pendapatan,” ujarnya.
Ketua Tim, Dr. Endang Sulistyarini Gultom, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. “Desa Parbaba Dolok merupakan salah satu penghasil kopi di Samosir. Potensi ini dapat diberdayakan lebih jauh dengan mengolah cascara menjadi produk herbal yang bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, peluang pemasaran produk cascara cukup besar, terutama melalui pasar online. Tim pengabdian akan terus mendampingi masyarakat hingga produk memenuhi standar dan siap dipasarkan,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim pengabdian menyerahkan peralatan pengolahan cascara berupa food dehydrator, cooper, dan mesin sealing kepada perwakilan masyarakat, Marulam Sinaga.
Marulam menyampaikan rasa syukur atas adanya program ini. “Kami biasanya hanya memanfaatkan kulit kopi sebagai kompos. Sekarang kami tahu bahwa cascara bisa diolah menjadi teh herbal yang menyehatkan sekaligus bernilai ekonomi. Ini sangat bermanfaat bagi kami,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dan kemandirian petani kopi Desa Parbaba Dolok serta membuka peluang usaha baru berbasis produk lokal yang berdaya saing.(Humas Unimed)