Skip links

Tingkatkan Kompetensi Guru, Tim PKM Unimed Menyelenggarakan Workshop Pendampingan Penyusunan Instrumen Penilaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila Berbasis Smart Technology pada KKG

Deli Serdang, 2 Juli 2025 – Dalam upaya mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan
transformasi digital dalam pendidikan, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
Universitas Negeri Medan (UNIMED) menyelenggarakan kegiatan Pendampingan
Penyusunan Instrumen Penilaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila Berbasis Smart
Technology. Kegiatan ini dilaksanakan di dua sekolah dasar, yaitu UPT SPF SDN 101799 dan
UPT SPF SDN 101800 Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, pada Rabu, 2 Juli
2025. Kegiatan ini dipimpin oleh Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd sebagai ketua tim PKM,
bersama anggota Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd, Dr. Winara, S.Si, M.Pd, dan Anggili
Pratama, M.Pd. Dalam pelaksanaannya, turut serta mahasiswa UNIMED yaitu Yusron Abda’u
Ansya, Mutiara Nabila, Rani Marisanta Br. Simanjuntak, Cindy Aulia Aprianti dan Elwin
Dermawan Samosir. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Halimatussakdiah, S.Pd., M.Hum, dan
dihadiri oleh guru-guru dari Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Pancasila Kecamatan
Deli Tua.

Dalam sesi sambutan pembuka, Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd menekankan pentingnya
transformasi menyeluruh dalam dunia pendidikan, tidak hanya pada aspek pengajaran, tetapi
juga pada sistem penilaian. Ia menyampaikan bahwa instrumen penilaian yang digunakan
oleh guru harus mampu merefleksikan semangat inovasi dan kemajuan teknologi.
“Transformasi pendidikan bukan hanya terjadi di ruang kelas ketika guru mengajar, tetapi
juga pada bagaimana guru menilai siswa. Penilaian yang berbasis smart technology
memungkinkan proses evaluasi yang lebih cepat, akurat, dan personal, serta meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui pendekatan yang lebih menarik,” tuturnya. Beliau juga
mengajak para guru untuk terbuka terhadap perubahan dan terus meningkatkan kapasitas diri
dalam mengikuti perkembangan teknologi digital yang kini menjadi bagian integral dari
pendidikan modern.

Kepala Sekolah UPT SPF SDN 101799 dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang
mendalam atas inisiatif yang dilakukan oleh Tim PKM UNIMED. Ia mengungkapkan bahwa
kegiatan ini menjawab tantangan nyata yang dihadapi para guru di sekolah, terutama dalam
hal penyusunan penilaian yang lebih adaptif dan kontekstual di era digital. “Guru-guru kami
sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun instrumen penilaian yang kreatif dan
berbasis teknologi. Kehadiran Tim PKM UNIMED sangat membantu kami dalam
menyiapkan asesmen yang sesuai dengan karakteristik peserta didik masa kini,” ujarnya. Ia
juga menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan dasar karena
mengintegrasikan pendekatan teoritis dan praktis secara seimbang.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah UPT SPF SDN 101800, yang menyambut
baik kolaborasi ini sebagai bentuk sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan sekolah dasar.
Beliau berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan, diperluas, dan bahkan menjadi
agenda rutin tahunan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Kami sangat
terbantu, terutama dalam memahami aspek teknis penggunaan berbagai aplikasi teknologi.
Guru-guru kami merasa lebih percaya diri dalam mencoba instrumen penilaian berbasis
digital yang sebelumnya belum pernah mereka gunakan,” ungkapnya. Menurutnya, kegiatan
ini juga telah memicu semangat guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
proses evaluasi yang sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.

Dr. Winara, S.Si., M.Pd., sebagai narasumber pertama dalam kegiatan ini, memberikan
paparan yang mendalam tentang pentingnya integrasi smart technology dalam sistem
penilaian pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa penilaian tidak boleh lagi dipandang sebagai
aktivitas administratif semata, tetapi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang
mampu membentuk karakter, mengasah nalar kritis, serta memperkuat nilai-nilai Pancasila.
“Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk membangun instrumen penilaian yang lebih
variatif, interaktif, dan menyenangkan. Melalui teknologi, guru dapat menciptakan kuis dan
soal yang responsif terhadap kebutuhan siswa,” jelasnya. Ia juga memaparkan prinsip-prinsip
penilaian otentik dan adaptif, serta tantangan dan solusi dalam pelaksanaannya di tingkat
sekolah dasar.

Sesi berikutnya dipandu oleh Anggili Pratama, M.Pd., sebagai narasumber kedua, yang
mengarahkan peserta untuk terlibat secara langsung dalam praktik penggunaan berbagai
aplikasi penilaian digital. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan dan dibimbing menggunakan
platform seperti Kahoot!, Quizizz, Wordwall, Plickers, dan Google Forms. Pelatihan
dilakukan secara bertahap, mulai dari membuat akun, menyusun soal interaktif, hingga cara
mengevaluasi hasil kuis secara otomatis. Anggili menjelaskan bahwa keberhasilan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran sangat tergantung pada pemahaman guru terhadap
fungsi dan fitur aplikasi tersebut. “Tujuan kami adalah agar para guru tidak hanya tahu cara
menggunakan aplikasi, tetapi juga mampu merancang instrumen yang relevan, bermakna, dan
dapat memetakan capaian belajar siswa secara komprehensif,” ujarnya.

Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan aplikatif, di mana para peserta tidak hanya
menerima materi secara pasif, tetapi juga aktif melakukan praktik penyusunan instrumen
penilaian berbasis teknologi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Pendidikan Pancasila.
Antusiasme guru terlihat dari keaktifan mereka saat diskusi dan praktik. Beberapa guru
menyampaikan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana teknologi
dapat dimanfaatkan secara strategis dalam proses penilaian. “Saya jadi tahu bagaimana
menyusun penilaian digital dengan mudah dan menarik. Sebelumnya saya hanya menilai
secara manual. Ternyata teknologi bisa membuat proses penilaian jadi lebih cepat, akurat, dan
membuat siswa lebih tertarik,” ujar salah satu guru peserta yang mengajar di kelas IV.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi refleksi dan rencana tindak lanjut agar hasil pelatihan dapat
diimplementasikan secara berkelanjutan di sekolah masing-masing.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Tim PKM UNIMED mendorong para guru untuk
secara aktif merancang dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis smart technology
yang telah diperkenalkan dan dipraktikkan selama sesi pelatihan. Dalam pendampingan yang
diberikan oleh para narasumber, guru tidak hanya diarahkan untuk memahami fitur teknis dari
aplikasi seperti Kahoot!, Quizizz, Wordwall, Plickers, dan Google Forms, tetapi juga
dibimbing dalam proses perancangan soal, pelaksanaan penilaian di dalam kelas, serta analisis
hasil belajar siswa. Instrumen yang dirancang kemudian diuji coba langsung dalam kegiatan
pembelajaran di kelas masing-masing, sehingga guru memperoleh pengalaman nyata dalam
mengintegrasikan teknologi secara efektif. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa
keterampilan digital yang telah diperoleh selama pelatihan tidak hanya berhenti pada tataran
teoritis, tetapi benar-benar terimplementasi dalam praktik pembelajaran sehari-hari secara
berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Universitas Negeri Medan (UNIMED) dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Pilar ke-4 yang berfokus pada penyediaan pendidikan yang

berkualitas, inklusif, dan berkesetaraan. Melalui kegiatan ini, UNIMED berupaya untuk tidak
hanya meningkatkan kapasitas dan kompetensi profesional para pendidik di tingkat sekolah
dasar, tetapi juga menanamkan pentingnya akses terhadap pembelajaran yang relevan dan
berkelanjutan sepanjang hayat. Dengan memperkenalkan pemanfaatan teknologi cerdas dalam
proses pembelajaran dan penilaian, kegiatan ini turut mendorong transformasi pendidikan ke
arah yang lebih adaptif, partisipatif, dan selaras dengan kebutuhan abad ke-21, serta memberikan kontribusi langsung terhadap penguatan sistem pendidikan nasional yang lebih tangguh dan berorientasi pada masa depan.(Humas Unimed)