Unimed Menuju Akreditasi Internasional ABET, Hadirkan Pakar dari Arizona State University
Dalam langkah strategisnya menuju pengakuan global, Universitas Negeri Medan (Unimed) menggelar lokakarya Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) yang menghadirkan narasumber ternama, Dr. Jack Rutherford dari Arizona State University dan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd dari Senat Unimed. Puluhan dosen berkumpul di Ruang Sidang A Gedung Pusat Administrasi Unimed pada Kamis (19/6) untuk mendalami standar akreditasi internasional ini.
Rektor Unimed, Prof. Dr. Ir. Baharuddin, ST., M.Pd., dalam sambutannya menekankan krusialnya kegiatan ini dalam mendorong Unimed meraih akreditasi internasional. “Status terakreditasi ABET merupakan jaminan bagi para mahasiswa, pengguna lulusan, dan komunitas bahwa program studi yang bersangkutan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam mempersiapkan lulusannya untuk memasuki lapangan kerja global,” ujar Prof. Baharuddin. Ia menjelaskan bahwa ABET adalah lembaga akreditasi nirlaba dan nonpemerintah yang berbasis di Amerika Serikat, fokus pada program ilmu terapan (science), komputer (computing), teknik (engineering), dan teknologi rekayasa (engineering technology).
ABET mengadopsi Kriteria Teknik 2000 (EC2000), sebuah pendekatan revolusioner yang berorientasi pada hasil (outcomes-based). Ini berarti penilaian dilakukan dengan melihat hasil belajar dari para lulusan program studi yang diakreditasi, bukan semata-mata pada apa yang diajarkan di kelas atau kampus. “Ada beberapa prodi di Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang akan kita dorong menjadi akreditasi Internasional ABET,” tambah Prof. Baharuddin, menandakan komitmen Unimed untuk meraih pengakuan bergengsi ini.
Untuk bisa meraih akreditasi ABET, suatu perguruan tinggi atau universitas harus memenuhi sejumlah kriteria dasar penilaian, meliputi mahasiswa, program edukasi obyektif, program hasil dan penilaian, komponen profesional, fakultas, fasilitas, lembaga dukungan, dan sumber keuangan, serta kriteria khusus. Setiap aspek ini dievaluasi secara cermat untuk memastikan program studi memenuhi standar kualitas yang ketat.
Senada dengan Rektor, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., juga menyoroti urgensi akreditasi internasional bagi lulusan Unimed. “Akreditasi internasional menjadi paspor bagi lulusan kita untuk bersaing di kancah global. Dengan akreditasi ABET, lulusan Unimed akan memiliki nilai lebih di mata industri dan institusi pendidikan di seluruh dunia, membuka peluang karir yang lebih luas dan beragam,” tegas Prof. Syawal Gultom, menekankan dampak positifnya terhadap daya saing lulusan.
Selanjutnya, Dr. Jack Rutherford memberikan pemaparan mendalam mengenai penilaian ABET. Ia menjelaskan bahwa ABET menekankan pada Continuous Improvement, di mana program studi harus secara berkelanjutan mengevaluasi dan meningkatkan kualitasnya berdasarkan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan. “Penilaian ABET tidak hanya melihat kurikulum atau fasilitas semata, tetapi juga sejauh mana program studi mampu menghasilkan lulusan dengan atribut yang relevan dan dibutuhkan oleh industri global. Kami akan meninjau bagaimana proses pembelajaran dirancang untuk mencapai Learning Outcomes yang spesifik dan terukur, serta bagaimana data digunakan untuk menginformasikan perbaikan program,” papar Dr. Rutherford, memberikan gambaran komprehensif tentang aspek-aspek yang akan dievaluasi.
Pada akhir acara, Wakil Rektor IV Prof. Dr. Erond L Damanik, M.Si. mengatakan “Lokakarya ini diharapkan dapat membekali para dosen Unimed dengan pemahaman mendalam tentang standar dan proses akreditasi ABET, sehingga Unimed dapat mempersiapkan program studinya secara optimal untuk meraih akreditasi internasional yang akan meningkatkan reputasi dan kualitas lulusannya di mata dunia.” (Humas Unimed/eo)