Mahasiswa Sejarah FIS Unimed Kaji dan Dorong Kebangkitan Tembakau Deli
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah FIS Unimed melakukan penelitian dan mendorong agar tembakau Deli dapat bersinar, kembali tembus pasar Internasional. Tembakau Deli, komoditi prestisius yang menjadi primadona bagi pasar Eropa pada masa Hindia Belanda kembali dibangkitkan oleh PT Perkebunan Nusantara I Regional I. Jumat, 30 Mei 2025 sebanyak lebih dari 40 mahasiswa S1-Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (UNIMED) menjadi saksi dalam kebangkitan kembali tembakau Deli. Dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan refleksi sejarah terhadap 1 abad arsip penanaman, panen dan pasca panen Tembakau Deli yang sudah ditelusuri dalam literatur dengan kondisi saat ini di ladang tembakau, bangsal dan gudang pemeranan. Mahasiswa Pendidikan Sejarah Unimed yang terdiri dari stambuk 2022 melakukan kajian langsung ke lapangan dalam mata kuliah Sejarah Perkebunan yang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Kelompok mahasiswa tersebut dibagi berdasarkan aspek-aspek kajian terkait teknik penanaman, panen, hama/ penyakit, bangsa, teknik pemeraman dan pengeringan tembakau, dan teknik pemasaran dalam perkebunan tembakau Deli. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendalami kebangkitan kembali salah satu komoditas legendaris Indonesia, yakni tembakau Deli.
Pada kegiatan kali ini, PT Perkebunana Nusantara I Regional I memfasilitasi mahasiswa pendidikan sejarah Unimed untuk menyaksikan secara langsung pengelolaan perkebunan tembakau Deli. Salah satunya ialah demonstrasi transisi kemajuan dalam pengelolaan perkebunan Tembakau yang beradaptasi dengan perkembangan teknologi, yakni penggunaan drone sebagai salah satu teknologi dalam menyebarkan pestisida untuk merawat tembakau. Mahasiswa juga melakukan observasi secara langsung terhadap tumbuhan-tumbuhan tembakau, observasi ke bangsal-bangsal yang menjadi lokasi penusukan dan pengeringan tembakau serta ke gudang sortasi tandem yang menjadi lokasi pemeraman tembakau dan pengemasan tembakau menjadi cerutu.
Dalam sejarahnya, tembakau Deli mulai dikenal luas di pasaran Eropa sejak abad ke-19, saat Jacobus Nienhuys membuka perkebunan di wilayah Deli. Akan tetapi, sekalipun Jacobus Nienhuys mempopulerkan tembakau Deli ke dunia internasional, berdasarkan data sejarah 50 tahun sebelum Jacobus Nienhuys datang tanaman tembakau sudah di tanam dan diekspor petani Melayu ke Penang. Keunggulan kualitas tembakau Deli menjadikannya sebagai salah satu komoditi yang paling dicari di pasar cerutu Eropa. Namun, pasca-era kolonial, kejayaannya sempat meredup dan bahkan dianggap punah. Kini, hampir satu abad kemudian, PTPN I Regional I menanam kembali tembakau Deli di lahan 20 hektar kebun Helvetia, sebagai bagian dari upaya revitalisasi komoditas ini. Proses penanaman dibagi menjadi dua tahap: tahap pertama seluas 10 hektar telah selesai dipanen dan sedang dalam proses fermentasi di gudang sortasi Tandem, sementara tahap kedua yang juga seluas 10 hektar akan segera memasuki masa panen dalam dua pekan ke depan. PTPN I kali ini tidak hanya menanam kembali tembakau Deli tapi juga melakukan lompatan pemasaran dengan membuat langsung cerutu yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Karyawan PTPN I sebelumnya telah dilatih di perusahaan Cerutu yang ada di Jember dan kini mulai menerapkan pembuatan cerutu di Deli Serdang.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, Prof. Dr. Phill Ichwan Azhari, Guru Besar Pendidikan Sejarah UNIMED sekaligus dosen pengampu mata kuliah Sejarah Perkebunan, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kuliah lapangan mahasiswa untuk memahami keterkaitan antara sejarah kolonial, ekonomi agraria, dan dinamika sosial-budaya.
“Mahasiswa generasi 2000-an ini baru pertama kali melihat langsung kebun dan proses produksi tembakau Deli. Ini adalah pengalaman belajar yang sangat berharga, bukan hanya dari sisi sejarah tetapi juga memahami warisan agrikultur yang sempat hilang,” ujar Prof. Ichwan Azhari.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan pemahaman akademik, tetapi juga mendorong kesadaran akan pentingnya pelestarian sejarah agraria Indonesia serta potensi kebangkitan ekonomi lokal melalui komoditas unggulan seperti tembakau Deli.
Dekan FIS Unimed Dr. Ratih Baiduri, sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Prodi Pendidikan Sejarah FIS Unimed, dalam meneliti kilas balik suksesnya tembakau Deli bersinar pada pasar internasional pada eranya. Kita berharap ada temuan menarik dan terbarukan dalam kegiatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah natinya. Temuan ilmiah tentu akan berdampak positif bagi semua pihak, terutama para pelaku bisnis yang masih menggeluti tembakau Deli hingga saat ini. Kami pimpinan fakultas sangat mendorong para dosen dan mahasiswa dari semua Prodi di FIS untuk melakukan kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan semua pihak, agar keilmuwan kita dapat berdampak bagi masyarakat dan dunia industry, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.(Humas Unimed)