Skip links

Mahasiswa Kimia Unimed Berlatih Investigasi Sidik Jari di INAFIS POLDA SUMUT

Menyahuti implementasi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), sejumlah 17 orang mahasiswa S1 dari Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alama (FMIPA), Universitas Negeri Medan (UNIMED) melakukan kunjungan ke Indonesia Automatic Fingerprint System (INAFIS) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDA Sumut). Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 16 Maret 2023 ini mencakup pembelajaran tentang pola sidik jari, sidik jari dalam investigasi kriminal, keperluan sidik jari sebagai pendukung alat bukti di pengadilan, melakukan analisis sidik jari laten, serta pelatihan simulasi melakukan pengumpulan dan pemeriksanaan bukti sidik jari di tempat kejadian perkara (TKP).

Iptu Esron Siahaan menyambut langsung rombongan yang dipimpin oleh dosen pengampu matakuliah kimia forensik Dr. Sri Adelila Sari, M.Si. “Kami bangga menerima para mahasiswa dan dosen dari UNIMED yang telah berkunjung ke INAFIS untuk belajar dari pengalaman para staf Ident Ditreskrimum POLDA Sumut. Sekiranya mahasiswa dapat ikut langsung pada pengambilan sampel sidik jari di TKP, akan lebih bagus sekali. Kami membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada para mahasiswa untuk mendukung program MBKM ini dengan didampingi oleh para staf yang sudah mempunyai pengalaman yang cukup lama di bidang ini”, pungkas Esron.

Selain Esron, para staf yang berkolaborasi terlibat dalam proses pembelajaran dan pelatihan disana antara lain Kompol Jogi M.T. Simanjuntak, Iptu Wiwin Sumariadi, S.H., M. Psi, Aiptu Lian Saputra, dan Brigadir Daniel Situmorang. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB tersebut, dimulai dengan penjelasan tentang kepentingan pembuktian sidik jari dalam kasus kriminal. “Jika tidak didapati lagi jari daripada korban, maka kita dapat melakukan analisis telapak tangan, maupun tapak kaki, atau dapat juga mata si korban”, jelas Jogi. Kemudian mahasiswa diberikan kesempatan untuk mencetak sidik jari mereka sendiri menggunakan alat forensik kaca pembesar dan melakukan analisisnya. Di sela-sela pembelajaran, diskusi dan tanya jawab mahasiswa sangat aktif dan antusias, hingga kemudian jedda untuk istirahat dan makan siang yang disediakan oleh INAFIS di ruang rapat lantai 2 Direktorat Reserse Kriminal Umum.

Mahasiswa juga belajar tentang cara menemukan identitas seseorang secara otomatis menggunakan aplikasi komputer online dengan memasukkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) masing-masing. Salah seorang mahasiswa yang berhadir tidak menemukan data identitasnya pada sistem tersebut. Kemudian staf melakukan penginputan sidik jarinya, namun tidak berhasil. “Kejadian seperti ini sering juga terjadi pada beberapa orang karena halusnya permukaan sidik jari, sehingga apa yang dapat dilakukan adalah dengan merekam iris mata seseorang. Sidik jari dan iris mata merupakan bagian yang potensial sebagai tanda pengenal yang akurat”, terang Wiwin.

Kegiatan yang dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB tersebut dilanjutkan dengan melakukan pelatihan simulasi pembelajaran di TKP dengan kasus korban pembunuhan. “Pencarian barang-barang bukti dapat dilakukan dengan metode, tergantung pada kondisi tempat dan jumlah petugas, seperti metode spiral, zona, strip dan strip ganda, metode roda, serta metode kotak yang diperluas. Pengumpulan dan pengambilan barang bukti harus dilakukan dengan cara yang benar disesuaikan dengan bentuk/macam barang bukti yang akan diambil/dikumpulkan yang dapat berupa benda padat, cair dan gas. Sedangkan cara pengambilan sidik jari yang ditemukan di TKP dilakukan dengan cara memotret jejak jari yang ditemukan, mengangkat (lifting) yang telah dikembangakn dengan serbuk kemudian ditempelkan dengan kartu. Sedangkan bagi sidik jari nyata, diusahakan untuk dikirim bersama benda/barang, dimana ia melekat”, jelas para staf yang terlibat dalam simulasi.

Kegiatan yang berlangsung lebih kurang enam jam tersebut berakhir pada pukul 16.00 WIB diakhiri dengan memberikan plakat cenderamata yang disediakan oleh mahasiswa dan buku yang berjudul kimia forensik yang ditulis oleh dosen pengampu. “Selain bertujuan mensukseskan program belajar melalui MBKM, diharapkan kegiatan ini dapat menginisiasi kerjasama INAFIS, dengan UNIMED di bidang forensik sidik jari”, tutup Esron. (Humas Unimed/ms)